sekaisorai's reviews
72 reviews

Pasien by Naomi Midori

Go to review page

dark emotional mysterious sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.0

Ini seru, sih. Pembawaan ceritanya enak banget, meskipun halamannya nggak banyak, tapi kesannya nggak buru-buru. Tiap detail adegan yang disajikan juga cukup bikin ngilu, betapa frontalnya penulis menggambarkan semua situasi. Terus aku juga menemukan bagaimana cara pandang si main character begitu menarik terhadap tragedi yang menimpa dia. Bukan maksudnya aku menyetujui seluruh tindakannya, tapi mungkin kalo aku ada di posisinya juga, aku bisa jadi akan punya pemikiran yang sama. Perasaan si main character, sangat bisa divalidasi.

Untuk ending dan plot twist, lumayan puaslah, walaupun sebetulnya bukan sesuatu yang anti-mainstream. Mungkin untuk teman-teman yang suka baca cerita dengan genre yang sama, gak akan kesulitan untuk menebak akan dibawa kemana alur ini pada akhirnya.

Gaya penulisan menggunakan sudut pandang orang ke-satu, ya. Tapi ada dua tokoh yang menjabarkan sudut pandangnya di sini. Tenang, gak akan bikin pusing, kok, karena penulisannya sangat jelas untuk tiap pergantian sudut pandang. Oh iya, kata penulisnya ini based on true story, jadi kita doakan semoga pihak yang tertindas bisa menemukan kehidupan seperti yang mereka harapkan.

Expand filter menu Content Warnings
Goodbye, Things: The New Japanese Minimalism by Fumio Sasaki

Go to review page

hopeful informative inspiring reflective medium-paced

4.0

Aku sudah mention ini sebelumnya di thread, kalau di halaman-halaman awal penulis melampirkan bukti berupa foto-foto mengenai keberhasilannya dan beberapa orang lainnya dalam menerapkan metode kehidupan minimals. Jadi berasa baca majalah hahahaha. Menurut penulis
definisi dari seorang minimalis adalah orang yang tahu persis hal-hal apa saja yang bersifat pokok bagi dirinya, dan yang mengurangi jumlah kepemilikan barang demi memberi ruang bagi hal-hal utama itu.


Buku ini secara keseluruhan cukup menarik, sih. Karena penulis betul-betul menyampaikan apa-apa saja yang ada di kepalanya tanpa ada ragu-ragu alias se-tegas dan se-dedikasi itu, agar para pembaca tergerak untuk memulai kehidupan minimalis. Contohnya, buku ini bahkan sampai memuat
55 Kiat Berpisah dari Barang dan 15 Kiat Tambahan Untuk Tahap Selanjutnya Dalam Menuju Minimalisme.
Metode yang ditulis dengan rinci tersebut, menurutku berguna agar pembaca tidak merasa kebingungan jika nanti menemukan kendala saat menjalankan metode tersebut. Penulis juga memberikan contoh lewat tokoh-tokoh dunia terkenal seperti Bill Gates, Lionel Messi, dll, dengan mengaitkan peristiwa yang satu dengan peristiwa lain sebagai bukti, bahwa kehidupan minimalis memiliki pengaruh besar bagi keberhasilan karir seseorang. Tapi ya balik lagi, dong, kalo buku self-development tuh cukup ambil yang menurut kita memang relate, dan tinggalkan (sementara) yang menurut kita, kita belum harus melakukannya untuk saat ini. Berproses aja pelan-pelan. Dari 55 Kiat itu, semoga ada yang benar-benar mampu mendorong kita dalam perubahan besar. 

Gaya penulisannya menggunakan sudut pandang orang ke-satu, ya. Sudut pandang si penulis. Dalam satu halamannya nggak memuat banyak kata seperti buku-buku kebanyakan, jadi nggak akan cepat bosan, kok, karena topiknya cepat berganti meski tujuan yang disampaikan masih sama. Oh iya, buku ini juga nggak selalu berfokus pada metode minimalisnya itu sendiri, tapi lebih luas lagi, memuat soal definisi bahagia, bersyukur, dan memandang perilaku malas dengan hati-hati. 
Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring by

Go to review page

emotional hopeful informative inspiring reflective sad medium-paced

4.25

Pertama kali waktu mutusin baca buku ini, aku kira isinya kurang lebih sama kayak self-help yang lainnya, tapi ternyata nggak begitu. Melalui pengalaman penulis, beliau membantu pembaca memvalidasi perasaan kita, pun kesannya nggak menggurui, kok. Di tiap paragrafnya, pembaca serasa dirangkul. Bagaimana tentang perasaan takut, sedih, cemas, menyesal, semua dirangkum dengan baik tanpa adanya kesan menghakimi. Penyampaiannya sangat nyaman dibaca dan bersahabat. Tapi balik lagi, semua tergantung pada kebutuhan pembaca. Mungkin ada sebagian ilmu yang dirasa kurang relate, dan ada sebagian yang sepertinya ilmu ini bisa kita terapkan dalam kehidupan apalagi bagi kita semua yang masih dirundung duka dan sedih berkepanjangan.

Gaya penulisannya pakai sudut pandang orang ke-satu, ya. Banyak sekali yang dibahas di sini mengingat penulis adalah seorang psikiater. Buku yang sangat bermanfaat dan semoga yang baca buku ini kelak, bisa terus melanjutkan hidup dan bangkit, meskipun harus mengambil waktu yang cukup banyak. Gapapa, take your time as long as you need
Biru Langit : Introduction To Blue by Renita Nozaria

Go to review page

emotional funny sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.75

Cerita yang cocok dibaca kalau lagi kepengin yang ringan-ringan. Sebetulnya buku ini memuat soal mental health juga selain kisah kasih anak-anak kontrakannya, tapi nggak dibuat se-detail itu mengingat karakter yang dihighlight cukup banyak. Hal yang paling aku suka dari buku ini adalah unsur kekeluargaannya heart warming
esp. waktu Bunda Moon berusaha menenangkan Jeno
, dan komedinya masih cukup cocok-lah sama aku (terima kasih untuk Tanjung dan Raina, soalnya yang lain bikin stress banget hahahah). Tapi ada juga yang bikin aku cekikikan dan kurang sreg kayak penggunaan beberapa kosakata bahasa sundanya gak natural gitu dan konflik di semua hubungan romansa karakternya hampir sama persis: Buruknya komunikasi dan salah paham nggak berujung (tapi ada juga, sih, yang bisa menemukan jalan keluarnya). Gapapa, "Patah hati mendewasakan diri," kata Ayah Johnny juga.

Gaya penulisannya menggunakan sudut pandang orang ke-tiga, ya. Narasinya sendiri cocok banget buat kalian yang gak begitu suka sesuatu yang terlalu formal. Kesannya santai, tapi masih cukup baku. Untuk endingnya, semua karakter berhasil mendapatkan ending versi terbaiknya masing-masing.

Expand filter menu Content Warnings
Re: dan Perempuan by Maman Suherman

Go to review page

dark emotional mysterious sad medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.5

BAGUSSSSSSS, KEREENNNNN, sedih dan miris juga. Penggambaran kehidupan PSK-nya sampai banget ke pembaca. Tiap dialog antar karakternya berhasil membuka sedikit demi sedikit pandangan baru. Jujur, biarpun sedih, aku nggak nangis baca ini, tapi perasaan sakit hati, marah, dan menyayangkan akan nasib orang-orang dalam buku ini beneran bikin sesak. Kehidupan PSK yang gelap dan mencekik, dijabarkan oleh Herman, seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian berkedok sebagai supir untuk Re:.

Gaya penulisan buku ini menggunakan sudut pandang orang ke-satu. Tak hanya berkutat tentang PSK-nya itu sendiri, penulis juga menyajikan informasi seputar ilmu kriminologi, barisan puisi, hukum dan undang-undang yang berlaku, hasil penelitian mengenai orientasi seksual yang terbagi menjadi beberapa bagian, dan sedikit pandangan agama terhadap konflik yang ada.

Adapula deskripsi mengenai hubungan kekeluargaan yang heart warming meski mereka tak dalam satu ikatan darah, contoh
Melur yang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Sekar, istri Herman.
Semua yang terlampir di buku ini, layak untuk dibaca. Meskipun begitu ada juga yang kurang aku suka dari buku ini adalah beberapa typo yang sempat membuat aku bingung sepersekian detik, misal harusnya ditulis Melur malah jadi Rere atau tanda petik yang kurang tepat penyimpanannya, dan ada beberapa pembahasan yang cukup berat, jadi aku harus baca sampai dua kali hahahaha.

Nah kalau soal ending.... no comment, karena aku pribadi puas. Betul kata Herman, nggak semua pertanyaan harus dijawab. Intinya buku ini masterpiece

Expand filter menu Content Warnings
French Pink by Prisca Primasari

Go to review page

emotional inspiring sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.0

Cerita heart warming yang super singkat, tapi pointnya tetap ngena. Sebelumnya, aku udah pernah baca karya beliau yang lain, dan kesanku kepada gaya penulisannya masih sama. Suka sekali, karena padat dan jelas. Penggambaran tiap adegannya, berhasil tersampaikan dengan baik. Gaya penulisannya menggunakan sudut pandang orang ke-tiga, ya. Sayang, kurang panjang aja, lebih tepatnya aku butuh detail-detail lain untuk menjelaskan, kenapa Hane-san bisa muncul sedemikian rupanya dan kenapa Hitomi-san bisa lupa begitu saja. By the way, buku ini berlatar di Jepang, jadi ada beberapa kosakata dalam dialog yang menggunakan bahasa Jepang. Tenang, pembaca disajikan artinya juga, kok. 

Intinya, buku ini bercerita tentang Hitomi yang dirundung duka dan kesepian berlarut-larut, mengharapkan sesuatu yang lebih hangat, kemudian semuanya dianalogikan berdasarkan warna-warna yang pernah mengambil peran penting dalam kehidupannya. "Tetaplah hidup" adalah dua kata yang mampu merubah pandangan Hitomi, sebab Hane-san lah yang mengucapkannya. 

Expand filter menu Content Warnings
Missing Ex by Merinda Lounita

Go to review page

dark emotional mysterious sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.75

Bisa dibilang alurnya nggak begitu berat meskipun melibatkan beberapa drama perihal hubungan antar karakternya, karena semua penyelidikan murni berdasarkan sudut pandang orang-orang terdekat (masyarakat biasa) dari si korban alias bukan polisi. Belum lagi, satu-satunya clue yang digunakan hanyalah surat-surat peninggalan korban yang pada awalnya bukan bagian dari tragedi pembunuhan itu sendiri. Kurangnya komunikasi jadi penyebab utama untuk konflik di sini dan korban kayaknya lagi apes juga harus ketemu sama
psikopat sewaktu dia mau melakukan misi rahasia.


Untuk pelaku dan ending, ya cukup klise lah, nggak beda jauh sama buku mystery/thriller kebanyakan. Point plusnya deskripsi perlakuan si pelaku terhadap korban berhasil bikin meringis ngilu! Gaya penulisannya menggunakan sudut pandang orang ke-tiga. Narasi nggak bertele-tele, tapi maksud yang disampaikan tidak mengabaikan detail yang ada. 

Expand filter menu Content Warnings
Dandadan, Vol. 15 by Yukinobu Tatsu

Go to review page

challenging dark emotional mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.5

Dandadan, Vol. 16 by Yukinobu Tatsu

Go to review page

adventurous challenging dark emotional mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.0

DanDaDan Vol. 14 by Yukinobu Tatsu

Go to review page

dark emotional mysterious sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.5