Khas Tere Liye.
Kali ini cerita cinta tapi sarat kemanusiaan juga. Tak ada pesan khusus selain 'katakanlah jika kau mencintai seseorang' entah siapapun itu, jangan sampai kau menyesal karna tak mengungkapkannya.

Ah, saya jadi inget waktu saya suka sama temen sekelas saya waktu SD, tak terungkapkan hingga akhirnya bertemu lagi setelah saya menikah. :)

Endingnya bagus. Rasional. Tidak melulu egois dan berakhir sesuai keinginan hati.

so complicated.... the only thing i dont like is about the age gap between the main characters, but it was so good and heart-wrenching story after all
adventurous emotional hopeful inspiring lighthearted medium-paced

Progress baca buku ini memang lama, hampir setiap satu bab selesai saya berhenti dan lanjut besoknya. Sejujurnya buku ini membingungkan, maksudnya saya bingung buku ini sebenernya buat saya agak sedikit berpikir lebih matang tentang cinta atau semakin buat saya berpikir untuk jadi orang yang lebih egois tentang cinta? Spoiler untuk ending, ternyata saling mencintai tidak harus bersama. Meskipun diakhir kisah cinta kedua tokoh utama tidak bersama tapi selama saya baca buku ini, saya merasa bahwa cara mereka saling mencintai itu egois. Seperti kenapa tania benci ketika “malaikat” nya punya kekasih yang lebih dari dirinya? Dan kenapa “malaikat” Tania memilih menikah dengan orang lain padahal hatinya hanya untuk Tania?? Egois sekali.

Untuk penilaian alur cerita secara pribadi saya kurang suka kisah cinta Tania dengan “Malaikat”nya. Mereka berdua munafik, atau mungkin keduanya bodoh. Dan karakter Taniapun terlalu labil untuk soal percintaan, itu kurang masuk akal karna karakter Tania disisi lain dia digambarkan seorang workaholic. Dan, kisah kehidupan Tania setelah bertemu malaikat nya itu terlalu sempurna. Terlalu banyak kebetulan yang Indah di buku ini. Dan itu alasan saya cuma kasih 3⭐️, karna secantik apapun tulisan kalau kisahnya terlalu membosankan dan terlalu imposible itu sangat mempengaruhi penilaian (penilain ini berlaku hanya untuk novel romance)

Berubah untuk orang yang disayangi, sayangnya underage belum bisa baca deh takut salah mengartikan

"Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh dirinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk harapan berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar mimpi indah. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpulan yang dusta."

--Tania

“Bahwa hidup harus menerima... penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti... pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan”—Hal. 196
.

not a happy ending story everyone!

Sebelum kamu memutuskan mau baca buku ini, let me tell you what the story is about: laki-laki umur 25 tahun jatuh cinta sama anak cewe umur 11 tahun.

From that short explanation alone, i think it's already enough to explain how messed up this book is. Buku ini meromantisisasi hubungan romantis antara pria dewasa dan seorang anak kecil. 

There are so many things that are wrong in this book and here's why:
1. Kalimat di halaman pertama buku ini aja udah ngaco dan salah banget. 

"Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua."

2. Nama karakter utamanya adalah Danar Danar. Does that remind you of Humbert Humbert from Lolita? 🤔

3. Beberapa kali Danar selalu bilang ke Tania (karakter utama perempuan) kalau Tania "akan tumbuh besar dan cantik", and to be very honest it scares me karena kalimat seperti "You're so mature" "You're more mature than girls your age" dan semacamnya adalah kalimat yang biasanya diucapkan groomer pada korbannya.

4. Tania itu bukan perempuan dewasa, she's a pick me girl with an annoying personality who thinks that she's smarter, better, and superior than the others. For examples:

"Untuk pertama kalinya, saat memandang dia dan Kak Ratna bergantian, aku tiba tiba merasa satu level lebih baik dibandingkan "cewe artis" ini. Aku lebih pintar seperti yang dikatakannya."

"Rambutku tidak dikepang. Aku potong pendek sebahu sebelum pulang. Di Singapura sedang mode seperti itu. Meskipun tetap kubiarkan hitam legam tidak dicat seperti remaja Singapura lainnya. Terlihat sehat. Aku benci melihat orang-orang mengecat rambutnya." 

"Di sana, di tumpukan buku yang lainnya, segerombolan remaja masih ramai berceloteh. Ah, masa remaja yang penuh dengan kisah. Ribut memuja bintang luar negeri, ribut menggosipkan seseorang, ribut memajang foto pujaan, rusuh membincangkan gaya berpakaian, mode, dan tetek bengek remaja lainnya. 
Aku? Aku dulu tak pernah ribut seperti mereka."

"Penjaga toko buku menegurku. Bukan menegur Kak Ratna. "Aduh,  Neng Tania semakin geulis, Mang Danar." Tuh kan, aku jauh lebih cantik dibandingkan Kak Ratna."

"Lihatlah, Kak Ratna tidak nyambung! Kalau urusan mengerti pembicaraan orang lain, otakku lima kali lebih cepat dibandingkan Kak Ratna. Bagaimana mungkin dia memilihnya?"

DEMI ALLAH TANIA LU PICK ME GIRL BANGET. Di buku ini tuh selalu disebut Tania sebagai anak yang dewasa, padahal NGGAK SAMA SEKALI.

5. There are 2 things wrong in this paragraph:

"Saat itulah, meskipun sama sekali tak kusadari, aku sudah benar-benar bukan anak remaja lagi. Umurku baru enam belas, tetapi cara berpikir, kecerdasan, wawasan, dan bagaimana menyusun kalimatku sudah setara dengan gadis dewasa tiga tahun di atasku. Dan yang lebih penting dari semua itu, aku sudah berubah menjadi gadis yang "cantik dan dewasa". Seperti katanya dulu."

a. Usia 16 tahun itu belum dewasa. Kamu masih underage. Stop thinking that you're more mature than the others.
b. Seperti yang aku bilang di point ke-3, Danar itu sejak Tania kecil selalu bilang ke Tania kalau Tania itu "dewasa", and maybe that's also the reason why Tania thinks that she's "mature". Jujur setiap kali Danar bilang kalau Tania itu "dewasa" aku takut sendiri.

6. Danar memang baik karena ngebantu Ibu Tania, Tania, dan Dede untuk hidup lebih layak dan mendapat pendidikan. Tapi sudah hanya di situ aja bagusnya Danar. Selebihnya Danar tuh cowo serem penyuka anak kecil, dan malah nikah sama cewe yang nggak dia suka untuk nutupin perasaannya and treated her wife like shit because he still couldn't stop his feelings for Tania.

7. this freaking paragraph right here.

"Tetapi kau tak pernah mau mengakui telah jatuh cinta pada gadis kecil berumur dua belas tahun."

RIGHT HERE OFFICER.

8. another paragraph that made me scared to death

"Apa salahnya jika dia mencintai seseorang yang masih beranjak remaja? Bukankah aku berubah seiring waktu? Bukankah aku menjadi dewasa dan cantik seperti yang kau angan-angankan?"

MISS GIRL YOU ARE BEING GROOMED.

I think that is all. This book is so problematic, scary, and definitely not a good book. Romanticizing a romantic relationship between a man who falls in love with a little girl? nope.

Kenapa beli buku ini? Pastinya gara2 Sinopsis yang ada dibalik bukunya. Emang ada apa sama sinopsisnya? Ada kata - kata yang mengalun merdu, meneriakkan sebuah cinta yang mengalir seperti air.

Serius deh, Tere Liye ini kalo merangkai kata seakan dia seorang pujangga sejati. seorang pujangga yang entah dia berada dan berasal dari mana sehingga kata - kata yang mengalir menyeruak dan begitu saja meninggalkan embun di sudut mata gue!

Benci sebenernya baca buku ini, karena nggak abis2nya gue nangis. Crying bombay you know??

Bikin gue pengen obrak - abrik yang namanya Danar. Pengen buat dia berhenti bungkam. Pengen buat satu NOVEL khusus Danar!! Pengen tahu isi kepalanya... Damn!! Yang bikin gue kesel, pas dibisikin di bawah pohon, dia kagak ngasih tau gueee... bisikin apa....

Kepo to the max... secara ini novel bener2 bikin emosi gue naik turun. Ntar ketawa, eh semenit kemudian nangis!!

BEST banget yaa Tere bikin gue kayak orang LABIL ^^