ariani15d's reviews
69 reviews

Little Women by Louisa May Alcott

Go to review page

4.0

Berkisah tentang kehidupan keluarga March yang memiliki empat orang putri bernama Meg, Jo, Beth, dan Amy bersama teman mereka Laurie, pemuda tetangga yang kaya raya.
Kisah di awali dengan perbincangan hangat para gadis di musim dingin tentang rencana mereka untuk merayakan natal yang berbeda karena sedang ditinggalkan sang ayah yang sedang ikut berperang.
Melalui 23 bab dalam novel ini, pembaca akan dibawa dalam lika-liku kehidupan para tokoh untuk mewujudkan impian masing-masing dalam bab tersendiri. Tak tanggung-tanggung, pengarang mengisahkan kehidupan mereka dalam satu tahun. Hal ini terlihat dari akhir kisah yang menyebutkan bahwa keluarga March merayakan natal bersama sang ayah.
Meskipun tema utama dalam novel ini berpusat pada para gadis, pengarang tidak mengesampingkan kehadiran Mrs. March yang dipanggil anak-anaknya dengan sebutan Marme. Sebaliknya, Marme tidak hanya menjadi ibu, ia juga menjadi teman curhat yang senantiasa memberikan masukan dan pendapat atas pengalaman anak-anaknya tanpa menggurui.

Secara pribadi, menurutku kisah masing-masing tokoh menarik untuk disimak. Namun, kisah Jo lah yang menurut saya paling menarik. Kegigihannya untuk mencapai impian dan sikap rela berkorban yang dimilikinya patut diteladani. Tak lupa pula kisah tentang Jo yang akhirnya tahu bahwa sikap emosional yang dimilikinya merupakan turunan dari Marme. Ia pun akhirnya bersama dengan Marme berjuang untuk mengendalikan emosi yang mereka miliki. Dialog pada bagian inilah yang paling aku sukai, karena terlihat ikatan kekeluargaan yang patut untuk ditiru.
Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami

Go to review page

3.0

Enrico Caruso, nama penyanyi tenor Italia yang telah menginspirasi sang ibu untuk menamai anak laki-lakinya. Penyanyi yang sangat mencintai ibunya, itulah harapan sang ibu untuk sang anak. Namun, akhirnya nama itu hanya dijadikan sebagai nama panggilan.

Kisah ini bercerita tentang sejarah kehidupan seorang laki-laki yang bersinggungan dengan momen penting sejarah negeri ini. Terbagi menjadi tiga bagian; Cinta Pertama, Patah Hati, dan Cinta terakhir?

Melalui ketiga bagian dalam novel ini, pengarang membawa pembaca mengenali 'dunia laki-laki' yang (mungkin) tidak ditemukan dalam karya lain.

Pepatah "Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya" ternyata berlaku pula pada anak laki-laki, menjadi "Ibu adalah cinta pertama anak laki-lakinya". Enrico tumbuh menjadi anak yang tanpa ia sadari sangat mencintai ibunya, seperti yang dulu diharapkan sang ibu. Meskipun salah satu tujuan awalnya hijrah ke pulau Jawa (dari Sumatera) adalah untuk merdeka dari sang ibu. Nyatanya, ia  jatuh cinta pada perempuan yang mirip dengan ibunya yang dulu.

Membaca novel ini pembaca dibawa menelusuri yang terjadi pada kehidupan negeri ini dari sudut pandang berbeda. Karena, sosok Enrico benar-benar ada di dunia nyata (terlihat dari lampiran foto pada halaman akhir novel).
Perempuan Kembang Jepun by Lan Fang

Go to review page

Ini kisah tentang cinta, pengorbanan, luka, dan duka. Berlatar masa kolonial di Indonesia, khususnya daerah Kembang Jepun, Surabaya.
Kisah dalam novel ini terbagi menjadi 5 bagian, dengan sudut pandang masing-masing tokoh.

Bagian 1: Sulis, Surabaya1941-1942.
Bagian 2: Tjoa Kim Hwa, Surabaya 1942.
Bagian 3: Matsumi, Surabaya 1942-1945.
Bagian 4: Sujono, Surabaya 1943-1945.
Bagian 5: Lestari, Kyoto, Desember 2003.

"Perempuan Kembang Jepun" merupakan nama yang melekat pada sosok Matsumi, seorang Geisha yang dikirim ke Surabaya untuk menemani salah satu pemimpin perang dari Jepang bernama Shoso Kobayasi. Untuk itu ia dipaksa mengubah identitasnya menjadi Tjoa Kim Hwa, perempuan Cina.
Alasannya
"Geisha hanya ada di Jepang. Jika ada perempuan Jepang yang menjadi penghibur di luar Jepang, itu akan merendahkan martabat bangsa Jepang. Padahal kamu tahu, sekarang Jepang menjadi salah satu negara penting di dunia. Negara yang akan memimpin Asia!" (Itsuka, 94).

Kehidupan Matsumi yang dianggapnya baik-baik saja berubah menjadi petaka manakala ia bertemu dengan Sujono, pria beristri yang memberikannya harapan palsu tentang cinta dan kenyamanan.

Novel ini adalah novel pertama yang saya baca dengan latar masa kolonial di Indonesia menggunakan tokoh utama perempuan Jepang. Bagi saya yang tertarik dengan kebudayaan Jepang, novel ini menjadi salah satu bacaan yang menarik. Karena terdapat beberapa pengetahuan baru, di antaranya adalah: budaya patriarki masyarakatnya, prinsip hidup "Lebih baik mati daripada kalah" (alasan adanya "harakiri"), serta tentang kehidupan, proses dan aturan bagi para Geisha.

Yang lebih menarik, seringkali penulis menggunakan diksi yang memiliki rima, seperti pada halaman 277 (tidak saya sertakan karena kutipannya terlalu panjang).
Perempuan di Titik Nol by Moh. Amir Sutaarga, Nawal El Saadawi

Go to review page

Berkisah tentang pengakuan Firdaus, perempuan yang menunggu hukuman matinya dalam penjara.
Firdaus yang dalam hidupnya dikelilingi orang-orang licik dengan berani mengambil keputusan untuk menerima "kematiannya".
Mengapa?
"Oleh karena dunia penuh dusta, ia harus membayar harganya dengan kematian" (174).

Membaca novel ini membuat saya sedih dan terluka sejak halaman pertama. Kata-kata penuh kritikan dan terkesan sinis dalam novel ini mampu menggambarkan kehidupan Firdaus yang jauh dari kata "bahagia".

Budaya patriarki yang dilabeli sebagai perintah agama menjadikan perempuan tidak mendapatkan hak-haknya sebagai manusia. Seperti yang terjadi pada Firdaus, ia harus menuruti perintah ayah, paman, dan suaminya.
Persoalan tentang tubuh perempuan yang seringkali menjadi 'objek' digambarkan dengan sangat rinci dalam novel ini.
Tak mengherankan bahwa novel ini selalu muncul di mesin pencarian internet dengan tema "Feminisme".

Membaca novel ini berarti bersedia melihat salah satu kebenaran yang terkuak, karena menurut pengakuan pengarang novel ini diangkat dari kisah nyata.
Re: by Maman Suherman

Go to review page

4.0

Nama Maman Suherman yang akrab disapa Kang Maman, tentu sudah tidak asing lagi. Ia dikenal sebagai Notulen di salah satu program lawak. Setelah membaca novel ini, saya baru tahu bahwa Kang Maman merupakan wartawan senior dan Kriminolog.

Novel Re: memperlihatkan kelam dan kejamnya kehidupan di ibukota yang dibuka dengan judul "Kematian". Sampul dan halaman buku yang didominasi warna gelap menambah kekelaman novel ini.

Re: adalah salah satu perempuan yang dijebak dan diperas oleh sesama perempuan dalam dunia kepelacuran. Jujur, melalui novel ini saya baru tahu adanya sindikat pelacuran lesbian. Lebih lanjut, di novel ini diceritakan pula kerjasama berbagai pihak untuk memuluskan sistem tersebut.

Kisah kehidupan Re: dan sekilas kisah teman-temannya yang tertulis dalam novel ini banyak mengajarkan saya sebagai pembaca untuk mensyukuri kebebasan yang saya miliki. Kesan yang saya rasakan sama dengan pernyataan Kang Maman di bagian catatan penulis:
"Oleh karena itu aku makin sadar, masih teramat banyak perempuan yang terluka dan teraniaya" (160).

Kisah Re: masih berlanjut....
peREmpuan (Re: #2) by Maman Suherman

Go to review page

4.0

Novel peRempuan adalah lanjutan dari novel Re:.
Selain menceritakan tentang Re:, novel ini juga menceritakan kehidupan Melur, putri semata wayangnya.
Sebagian besar isi novel berkisah tentang Melur yang telah menyelesaikan pendidikan S3 di luar negeri mencoba mencari kebenaran atas asal usul dan penyebab kematian ibunya.
Narasi yang menceritakan proses pencarian tersebut membuat saya penasaran fakta dari kisah Re: yang sesungguhnya.
Dikemas dengan gaya bahasa khas kang Maman dan pembahasan yang sarat akan makna, menambah daya tarik novel ini.
Salah satunya adalah pembahasan tentang "politik bahasa" di Indonesia yang seakan memperhalus makna, seperti kutipan di bawah ini:
"Apa gunanya istilah 'bedinde' berubah jadi 'babu' 'pembantu' 'pembokat', lalu makin 'cantik' jadi 'asisten rumah tangga', kalau nasibnya sama saja?" (39).

Kecerdasan, keberanian, dan ketangguhan Re: menurun pada sosok Melur. Selama membaca novel ini, saya merasakan amarah yang telah lama dipendam oleh Melur. Kepingan puzzle kehidupan Re: yang terungkap membuat novel ini terasa lebih tebal dari ukurannya.

Salah satu perkataan Re: yang mengusik saya adalah pertanyaannya tentang "Apa gunanya Feminisme kalau nasib perempuan masih rentan dibanding rantai pohon lapuk sekalipun?"
"Saya dipaksa menjadi pelacur lesbian oleh mami Lani, yang sama-sama perempuan seperti saya" (38)
Wesel Pos by Ratih Kumala

Go to review page

Saat belajar jenis-jenis karya sastra, salah satunya adalah novela atau novelet. Lalu, apa bedanya dengan cerpen dan novel?
Dikatakan bahwa novela atau novelet lebih panjang dari cerpen, tetapi lebih pendek dari novel. Contohnya? Buku yang sedang aku ulas ini.

Benar saja, cerita di dalam novelet ini sama dengan ciri-ciri yang disebutkan tadi. Menurutku secara pribadi, membaca novelet ini sensasinya mirip dengan membaca cerbung di salah satu tabloid wanita.

Bercerita tentang Elisa yang ke Jakarta untuk mencari kakaknya dari sudut pandang si Wesel Pos. Di awal cerita, kepahitan dan kerasnya hidup di Jakarta mulai dipaparkan. Dengan diceritakannya Elisa yang kehilangan barang bawaannya ketika dititipkan pada ibu penjual kopi di stasiun kereta.

Meskipun latar tempat dan tema cerita cukup sering ditemukan pada karya lainnya yang mengisahkan kehidupan ibukota. Namun, gaya bahasa, sudut pandang, dan ilustrasi yang digunakan penulis dalam cerita ini membuat novelet ini sayang untuk dilewatkan. Khususnya bagi orang-orang yang penasaran seperti apa kejamnya kehidupan ibukota yang terkenal dengan slogan "Ibukota lebih kejam dari ibu tiri".
Madre: Kumpulan Cerita by Dee, Dewi Lestari

Go to review page

Salut!
Kata pertama yang terlintas di pikiranku mengenai novelet ini. Bagaimana Dee, sebagai penulis mampu membuat tokoh-tokoh rekaannya seakan-akan hidup. Aku seakan dapat membaui berbagai macam aroma dan merasakan atmosfer yang tersaji di Tan de Bakker. Meskipun aku pernah sekilas menonton film yang diadaptasi dari novelet ini, tetapi sangat berbeda dengan gambaran yang bermain dalam imajinasiku.

Membaca novelet ini, terlihat jelas bahwa ada riset mendalam yang dilakukan Dee untuk menulis karya ini, sama seperti karya-karyanya yang lain. Sangat wajar novelet ini mendapatkan penghargaan dari pemerintah, bahkan adaptasi filmnya.

Madre, yang memegang peranan penting dalam cerita ini adalah adonan biang untuk pembuatan roti yang telah berumur puluhan tahun. Sungguh harta warisan yang sangat unik.

Bagi pembaca yang tidak pernah tahu sejarah roti sepertiku, membaca novelet ini seakan diajak menjelajahi kekayaan yang terdapat dalam sepotong roti. Proses pembuatan yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, semua diceritakan dengan bahasa yang memikat.
Lelaki Tua dan Laut by Ernest Hemingway

Go to review page

Santiago, adalah nama tokoh utama dalam cerita ini yang dipanggil dengan sebutan "Lelaki tua". Ia adalah salah satu nelayan di daerah Teluk Meksiko. Di usia senjanya lelaki tua hidup seorang diri di gubuk sederhana di tepi pantai dan hanya mengandalkan kemampuannya dalam menangkap ikan untuk bertahan hidup. Beruntung ia memiliki teman bernama Manolin, pemuda yang sering ikut kapal nelayan (salah satunya kapal milik lelaki tua). Namun, akibat kesulitan yang dialami sang lelaki tua mendapatkan ikan, orang tua Manolin melarang anaknya untuk ikut pada kapalnya.

84 hari bukan waktu yang sebentar, begitu pula bagi sang lelaki tua. Namun, ia tak pernah putus asa dan tetap semangat untuk mendapatkan nasib baiknya. Mampukah ia bertahan menghadapi rintangan dan ketidakpastian?


Membaca novel ini pada kalimat pertama, terasa seperti membaca karya eyang Sapardi, meskipun novel ini hanya diterjemahkan oleh beliau.

Membaca novel ini, meskipun memiliki halaman yang sedikit dan sangat mungkin dibaca sekali duduk, tapi butuh perjuangan bagiku. Hal ini  terjadi karena minat bacaku yang mengendor dan cerita di awal yang menurutku monoton. Namun, di situlah letak kelebihannya. Bagaimana penulis mampu menggambarkan kejadian sebenarnya yang dihadapi oleh nelayan, yang dalam novel ini diwakilkan oleh lelaki tua. Rasa bosan dan letih berada di laut lepas tanpa teman bicara dan hiburan, dapat aku rasakan. Tak salah memang sang lelaki tua seringkali berandai-andai ia ditemani Manolin atau radio yang menyiarkan pertandingan baseball kesukaannya.

Bagian paling mendebarkan dalam cerita ini adalah saat kail lelaki tua dimakan seekor ikan raksasa dan usaha yang dilakukannya untuk mempertahankan hasil tangkapannya itu. Aku sampai terbawa suasana.
Ketika Saatnya by Darmawati Majid

Go to review page

Kumcer ini dibuka dengan judul cerita yang panjang, yaitu "Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota Pada Suatu Hari Sekitar Pukul 10 Pagi", yang bercerita tentang perselingkuhan. Pada cerita awal pembaca sudah diuji kesabarannya